Senin, 27 Desember 2010

Pusaka Tumbuk Lada Karo

Kebetulan leluhur saya adalah pandai besi, termasuk kakek dan ayah (bapak) saya mewarisi keahlian pembuatan pisau dan parang (senjata tajam ), desa ujung bawang terkenal dengan desa penghasil pisau karo dan senjata tajam lainnya, keahlian ini tidak semua orang bisa mewarisinya, ayah saya juga ada 5 bersaudara lelaki, hanya 2 yg bisa mewarisinya, walau sekarang sudah tidak terlalu produktif ( beralih jadi wiraswasta ), adapun pisau yang bisa mereka ( pandai besi ) produksi salah satunya tumbuk lada,


bahan utama pisau ini adalah pada gagang terbuat dari tanduk kerbau, pisau terbuat dari kuningan atau besi, sedangkan sarung pisau terbuat dari pangkal bambu atau tanduk kerbau, Pada pangkal sarung Tumbuk Lada terdapat bonjolan bundar yang selalunya dihias dengan ukiran yang dipahat biasanya bentuknya mirip kepala ayam. Sarung senjata ini sering dilapis dengan kepingan perak atau kuningan.
Tumbuk Lada digunakan secara menikam, mengiris dan menusuk dalam pertempuran jarak dekat. Ia boleh dipegang dengan dua jenis genggaman yaitu dengan mata keatas ataupun mata ke bawah
tetapi sekarang pada umumnya jadi perhiasan atau pusaka yg dipakai di acara adat, atau untuk keperluan pengobatan, maka diadakan upacara Ngelegi Besi Mersik kepada Kalibumbu.
Sejauh pengetahuan saya senjata ini bisa juga diisi jimat atau bisa juga diisi racun.

Adapun Cara menentukan apakah Piso Tumbuk Lada itu cocok baginya atau tidak ialah:
- dengan mengukur menggunakan teknik ibu jari kanan dan kiri
- dengan menantikan petunjuk lewat mimpi

Tetapi pada saat ini pembuatan senjata ini sudah banyak yang bukan buatan tangan ( hand made ) tetapi sudah menggunakan mesin, sehingga nilai pamor nya berkurang, banyak dijumpai di Pasar, meskipun asli buatan tangan masih banyak ditemukan di perkampungan yang memiliki pandai besi tradisional.

Sekedar informasi, jenis pisau ini juga banyak ditemukan di beberapa tempat di Aceh, Sumatera ( Melayu ) sampai ke Malaysia dengan varian berbeda.

Masih banyak pisau atau golok khas dari Tanah Karo, tetapi saya akan ulas dikemudian hari

Note : foto-foto diatas hasil comotan dari internet, bila ada waktu akan saya upload asli buatan tangan desa ujung bawang.

Jumat, 03 September 2010

Masa Kejayaan Rumah Adat Karo







Masa kejayaan rumah siwaluh jabu ada pada periode 1920 - 1960, tetapi sejak 1945 tidak ada pembangunan rumah ada yang baru, info ini dari bulang (kakek) yang lahir tahun 1930an, dia pada masa kanak2 sudah tidak melihat pembangunan atau pembuatan rumah si waluh jabu.
Sehingga rumah setelah tahun 1920, adalah rumah versi terakhir, yg beberapa unit masih ada di seantero tanah karo, saya mendapatkan beberapa koleksi foto-foto dari Troppen Museum di Belanda, yang ternyata menyimpan ratusan bahkan ribuan dokumentasi foto rumah adat dan kekayaan pusaka suku karo yang SANGAT BERHARGA, terimakasih buat negara Belanda yang lebih peduli dengan arsip sejarah daripada pemda kami sendiri.

Rabu, 28 April 2010








Akhir April 2010, akhir nya bisa pulang ke Medan lagi, habis itu ke kampung, ternyata desa ujung bawang masih seperti dulu tetapi dengan perubahan - perubahan tentu nya, baik di wajah kampung itu maupun orang - orang didalamnya, tapi banyak yg masih sama seperti pohon yg sudah ratusan tahun ini, yg sudah ada sejak kakek ku ada, ini lah wajah kampung ujung bawang sekarang, dan sisa sisa kejayaan rumah adat si waluh jabu yg sudah hampir musnah...

Rabu, 13 Januari 2010

Ujung Bawang - Asal Muasal Aku




Desa / Dusun Ujung Bawang dari kejauhan, sebuah kampung yg masih memiliki hutang atau kerangen perawan, masih asri, kelestarian hutan masih dijaga, air sebersih air aqua, jernih, segar.
Masih jauh dari peradaban, tp juga sudah berubah dari 30 thn yg lalu, sudah mengalami perubahan sosial dan kebiasaan, mudah2an akan tetap indah seperti dulu...mudah2an

Selamatkan Rumah Adat Karo





Sedih sekali setelah tau bahwa rumah peninggalan leluhur yg sudah ratusan tahun, sudah diambang kepunahan, hampir musnah.
Apa yg sudah dibangun dengan susah payah hancur begitu saja, padahal kita hanya perlu menjaganya, bukan membangunnya, tau kah anda bahwa satu rumah adat perlu beberapa tahun untuk membangunnya, sungguh karya yg luar biasa, bangunan tanpa paku, terbuat dari kayu pilihan, diambil dari hutan alami, dibuat dengan tangan, sungguh tidak akan ada yang bisa membangun pada masa sekarang, nah coba kita lihat wajah rumah ini sekarang, rusak parah, tinggal berapa lama bisa bertahan, hanya sang waktu yang tau....